Tour Harian Sasak Traditional

Harga
350.000/PAX
Lokasi
Lombok
Durasi
1 Hari

Tour Harian Sasak Traditional

Suku Sasak adalah suku bangsa yang mendiami pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Sebagian besar suku Sasak beragama Islam, uniknya pada sebagian kecil masyarakat suku Sasak, terdapat praktik agama Islam yang agak berbeda dengan Islam pada umumnya yakni Islam Wetu Telu, tetapi hanya berjumlah sekitar 1% yang melakukan praktik ibadah seperti itu. Ada pula sedikit warga suku Sasak yang menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut dengan nama “Sasak Boda“.

Kata Sasak berasal dari kata sak sak, artinya satu satu. Kata sak juga dipakai oleh sebagian suku Dayak di pulau Kalimantan untuk mengatakan satu. Orang Sasak terkenal pintar membuat kain dengan cara menenun, dahulu setiap perempuan akan dikatakan dewasa dan siap berumah tangga jika sudah pandai menenun. Menenun dalam bahasa orang Sasak adalah Sesek.

Pilihan Tour Harian Sasak Traditional ini sangat cocok untuk anda mengisi waktu liburan di pulau Lombok agar lebih rileks. Paket tour yang kami tawarkan bersifat private trip (tidak gabungan dengan peserta lain) sehingga dengan system tersebut anda dapat menikmati liburan lebih privasi, bebas, dan lepas. Paket ini kami kemas secara fleksibel agar memudahkan anda memilih lokasi menginap serta waktu tour program sesuai yang anda inginkan. Penawaran harga yang kami berikan merupakan harga terbaik serta bersaing dan kami menggaransikan harga apabila travel lain ada yang memberikan harga lebih rendah dengan spesifikasi serta ittenarary yang sama.

Tour Harian Sasak Traditional

Suku sasak memiliki adat istiadat yang cukup unik. Pengaruh Bali dan Melayu sangat terasa dalam adat istiadat suku ini. Pengaruh Bali datang dari Kerajaan Karangasem yang pernah menguasai Pulau Lombok selama kurang lebih 2 abad, sedangkan pengaruh Melayu berasal dari pendakwah Islam di gumi sasak. Adat dan budaya yang berasal dari pengaruh Bali seperti Gendang Beleq, Gamelan Tokol, Perang Topat dan Cakepung atau Cepung. Sementara adat dan budaya yang berasal dari pengaruh Melayu seperti Gambus, Rudat, dan Cilokaq Sasak.

Adat istiadat suku sasak juga dapat disaksikan pada saat saat acara pernikahan mulai dari melakiran gadis sampai nyongkolan. Gadis/dedare sasak apabila mereka mau dinikahkan oleh seorang lelaki/ terune maka yang perempuan harus dilarikan dulu kerumah keluarganya dari pihak laki laki yang dikenal dengan sebutan merariq atau pelarian.

Caranya cukup sederhana, gadis/dedare pujaan tidak memberitahukan kepada kedua orangtuanya jika ingin menikah. Gadis/dedare tersebut itu harus dibawa oleh pihak laki-laki untuk disembunyikan sementara waktu di rumah pihak keluarga dari laki-laki/terune’. Namun jangan lupa aturan, mencuri gadis dan melarikannya (mencuri dalam artian si gadis sudah siap menikah dengan sipencuri) biasanya dilakukan dengan membawa beberapa orang kerabat atau teman dari pihak keluarga laki-laki. Selain sebagai saksi kerabat yang dibawa untuk mencuri gadis itu sekalian sebagai pengiring dalam prosesi itu.

Dan gadis itu tidak boleh dibawa langsung ke rumah lelaki, harus dititipkan ke kerabat laki-laki. Tentu menikahi gadis dengan meminta izin kepada orang tuanya (redaq) lebih terhormat daripada mencuri gadis tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, tetapi proses seperti ini sudah sangat jarang ditemukan karena kebiasaan orang sasak lebih dominan mencurinya supaya tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak diinginkan seperti tidak disetujui orang tua gadis atau keterbatasan kemampuan dalam hal materi karena proses “redaq” biasanya menghabiskan biaya yang lebih besar daripada melarikan gadis (merarik) tanpa izin.

Dalam proses pencurian gadis, setelah sehari menginap pihak kerabat laki-laki mengirim utusan ke pihak keluarga perempuan sebagai pemberitahuan bahwa anak gadisnya dicuri dan kini berada di satu tempat tetapi tempat menyembunyikan gadis itu dirahasiakan, tidak boleh diketahui keluarga perempuan. ‘Nyelabar’, istilah bahasa setempat untuk pemberitahuan itu, dan dilakukan oleh kerabat pihak lelaki tetapi orang tua pihak lelaki tidak diperbolehkan ikut.

Rombongan ‘nyelabar’ terdiri lebih dari 5 orang dan wajib mengenakan pakaian adat (dodot). Rombongan tidak boleh langsung datang kekeluarga perempuan. Rombongan terlebih dahulu meminta izin pada Kliang atau tetua adat setempat, sekadar rasa penghormatan kepada kliang, datang pun ada aturan rombongan tidak diperkenankan masuk ke rumah pihak gadis. Mereka duduk bersila dihalaman depan, satu utusan dari rombongan itu yang nantinya sebagai juru bicara menyampaikan pemberitahuan.

Berikut ini Highlight Destinasi Tour Harian Sasak Traditional

  • Meeting Point Airport Lombok/Hotel/Pelabuhan;
  • Desa Sukarara (Sentra Tenun & Songket Khas Suku Sasak);
  • Desa Ende Tradisional Suku Sasak;
  • Pantai Kuta Mandalika (Lunch Lokal Restaurant);
  • Bukit Seger (View Sirkuit Mandalika);
  • Pantai Tanjung Aan & Bukit Merese (Sunset Point);
  • Check In Hotel Area Mataram/Senggigi;
  • Acara Bebas.

*HARGA TOUR HARIAN LOMBOK*

TOUR INCLUDED:

    • Private Transport + BBM + Driver/Guide;
    • Air Mineral Selama Tour Berlangsung;
    • Tiket Masuk Objek Wisata, Donasi, & Parkir;
    • Guide Local;
    • Dokumentasi Trip;

TOUR EXCLUDED: 

    • Makan Siang & Makan Malam;
    • Pengeluaran Pribadi diluar Tour Paket;
    • Tipping Guide/Driver;
    • Etc.
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
Telegram

Anda mungkin juga menyukainya

Scroll to Top